Posted by : #rakmutublas Kamis, 14 Juli 2011


Minggu, 26 Juni 2011 - Dataran garam Salar de Uyuni di Bolivia, mencakup lebih dari 10 ribu km persegi, adalah yang paling luas di dunia, dan begitu datar sehingga permukaannya dipakai untuk mengkalibrasi altimeter di satelit. Pada hari yang tenang, lapisan tipis air menutupi garam membentuk cermin besar yang memantulkan langit.




Masyarakat desa Colchani menumpuk garam-garam dalam bentuk piramida sebagai sumber mata pencaharian. Namun dibawah kecemerlangan ini adalah garam yang kaya lithium dengan potensi komersial besar. Menurut laporan terbaru IS Geological Survey, Salar de Uyuni mengandung 9 juta ton litium, lebih dari seperempat sumber daya yang sudah di tambang di dunia. Jumlah ini lebih besr lagi menjadi 50 persen bila mempertimbangkan 30 salar dan laguna lain yang ada di Bolivia barat daya.

Lithium semakin dibutuhkan sebagai bahan baterai yang mentenagai ponsel, laptop, piranti nirkabel, dan sejumlah kendaraan hibrid dan elektrik, sedemikian hingga dikhawatirkan kebutuhannya akan segera menghabisi sumber daya. Dengan cara ini, Bolivia dapat menjadi Saudi Arabia untuk lithium, sehingga presiden sosialisnya, Evo Morales, segera mengamankan lokasi ini di bawah pengendalian pemerintah. Negara ini telah menghabiskan tiga tahun dan lebih dari 10 juta USD dalam pembangunan instalasi perdana untuk mengekstrak litihium. Namun menurut Juan Carlos Zuleta, seorang analis ekonomi lithium yang berbasis di ibu kota La Paz, ini memberi hasil yang kasar.

Eksploitasi lithium di Salar de Uyuni dapat memberi dampak. Salah satunya adalah kehidupan liar: daerah ini adalah lahan perkembang biakan flamingo yang langka. Masalah lain adalah kesehatan masyarakat. Sebuah studi oleh Karin Broberg dari Universitas Lund di Swedia, dalam empat desa pegunungan di Andes Argentina menemukan kalau wanita disana mencerna begitu banyak lithium dari air tanah sehingga mereka menderita gejala yang sama dengan hipotiroidisme: kehilangan berat, kaku, depresi, dan lupa ingatan. Kondisi juga dapat dialami oleh mereka yang dirawat dengan lithium pada penderita gangguan bipolar. “Sekarang kita sangat ingin mempelajari masalah paparan lithium pada air minum di Bolivia,” kata Broberg.

Sumber

New Scientist, 11 Juni 2011

Referensi lanjut

Broberg K, Concha G, Engström K, Lindvall M, Grandér M, Vahter M 2011. Lithium in Drinking Water and Thyroid Function. Environ Health Perspect 119:827-830. doi:10.1289/ehp.1002678

referensi dari faktakimia.com

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Blog Archive

Popular Post

About

Blogroll

- Copyright © KIMIABLASS -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -