Posted by : #rakmutublas Jumat, 22 Juli 2011


Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipida. Dalam arti khusus antioksida adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksida radikal bebas dalam oksidasi lipida( Kochhar dan Rossell,1990)


Sumber – sumber antioksida dapat dikelompokkan menjdi dua, yaitu antioksida sintetik ( antioksida yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia ) dan antioksida alami ( antioksida hasil ekstraksi bahan alam). Beberapa conto antioksida sintetik yang diijinkan penggunaannya untuk makanan dan telah sering dugunakan, yaitu butyl hidroksida anisol (BHA), butyl hidroksi teulena (BHT), propil galat,tert- butil hidroksi quinine (TBHQ), dan tokoferol (vitamin E). Antioksida – antioksida tersebut merupakan antioksida alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan kimersial.
Antioksida alami di dalam makanan dapat berasal dari (a) senyawa antioksida yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa antioksida yang terbentuk dari reaksi – reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa antioksida yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan (Pratt, 1992). Senyawa antioksida yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal dari tumbuhan. Antioksida alami tersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan serbuk sari (Pratt, 1992). Diantara bahan pangan yang diketahui memiliki kandungan antioksida tinggi adalah buah – buahan, sayuran, kopi, teh, kedelai, coklat, dan jahe.


Senyawa antioksida alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinama, kumarin, tokoferol, dan asam – asam organic polifungsional (antara lain asam askorbat (vitamin C)). Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol, dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain – lain.

Mekanisme Kerja Antioksidan

Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakanfungsi utam dari antioksidan, yaitu sebagai pemberi atom hydrogen. Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksida dengan berbagai mekaniseme diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil ( Gordon, 1990).

Peranan Antioksidan pada Kesehatan

Proses penuaan dan penyakit degenerative seperti kanker, kardiovaskuler, penyumbatan pembulu darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi srta terganggunya system imun tubuh dapat disebabkan stress oksidatif. Stress oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan (zat yang digunakan sebagai pengoksidasi zat lain) dan prooksidan (zat yang memudahkan atau mempercepat proses oksidasi suatu bahan) dalam tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) dapat menimbulkan kerusakkan seluler dan genetika. Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang terpopulasi akan memperparah keadaan tersebut.
Bila umumnya masyarakat jepang atau beberapa masyarakat asia jarang mempunyai masalah dengan berbagai penyakit degenerative, hal ini disebabkan oleh menu sehat tradisionalnya yang kaya zat gizi dan komponen bioaktif. Zat – zat ini mempunyai kemampuan sebagai antioksodasi, yang berperan penting dalam menghambat reaksi kimia oksidasi, yang dapat merusak makromolekul dan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Antioksidan vs Kardiovaskular dan kanker
Peran positif antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler (terutama yang diakibatkan oleh aterosklerosis/penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah ) juga banyak diteliti. Antioksida berperan dalam melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL), dan sangat rendah (VLDL) dari reaksi oksida.pencegahan aterosklerosis ini dapat dilakukan dengan menghambat oksidasi LDL menggunakan antioksida yang banyak ditemukan pada bahan pangan.
Adapun untuk kanker dan tumor, banyak ilmuwan spesialis setuju bahwa penyakit ini berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen dapat terjadi melalui mekanisme kesalahan replikasi dan kesalahan genetika yang berkisaran antara 10% - 15%, atau factor dari luar yang merubah struktur DNA seperti virus , polusi, radiasi, dan senyawa xenobiotik (senyawa kimia yang asing bagi tubuh) dari konsumsi pangan sebesar 80% - 85%. Radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini. Resiko ini sebenarnya dapat dikurangi dengan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.

PENUTUP
Hasil oksidasi lemak pada makanan ternyata mempunyai dampak besar terhadap kesehatan manusia yang mengonsumsinya. Pengetahuan bagaimana cara pencegahan proses oksidasi ini sangat diperlukan, yang pada gilirannya sangat bermanfaat pada pemeliharaan kesehatan setiap individu. Pengetahuan berbagai jenis antioksidan yang ada di alam serta manfaatnya bagi kesehatan tubuh sangat membantu kita dalam mengatur pola makan untuk mendapatkan tubuh sehat dan bugar.
Berbagai kajian dan studi tentang antioksidan masih perlu dilakukan mengingat manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Bahan – bahan alam dari laut seperti tumbuhan mikro alga dan hewan laut perlu dieksploitasi karena kandungan bioaktifnya terutama antioksidan belum secara tuntas dieksploitasi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Blog Archive

Popular Post

About

Blogroll

- Copyright © KIMIABLASS -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -