Posted by #rakmutublas
Posted by #rakmutublas
Posted by #rakmutublas
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
Rizky Widiatmoko, Arum Novianti Dyah Kusuma
Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia
aliyah903@gmail.com, 087833852912
Abstrak
Pada percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu digunakan larutan asam oksalat dan larutan NaOH. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentuan kelarutan asam oksalat dalam berbagai suhu dan untuk menentukan panas pelarutan asam oksalat. Metode yang digunakan adalah metode titrasi. Larutan asam oksalat dititrasi dengan menggunakan larutan natrium hidroksida yang berbeda konsentrasi, yaitu 0,2 M dan 0,5 M. Sedangkan pada larutan asam oksalat digunakan variasi suhu, yaitu pada suhu 100C, 200C, 300C, dan 400C. Data hasil titrasi asam oksalat dengan larutan NaOH kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus titrasi asam-basa yang kemudian diperoleh kelarutan asam oksalat. Untuk menentukan panas pelarutan asam oksalat digunakan persamaan Van’t Hoff dan regresi linear. Dari hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin kecil suhu asam oksalat maka kelarutannya semakin kecil. Hasil dari penentuan panas pelarutan asam oksalat dengan menggunakan persamaan Van’t Hoff dan regresi linear, keduanya menunjukkan hasil positif yaitu bersifat endoterm. Sehingga, kelarutan asam oksalat semakin besar seiring kenaikan suhu.
Kata kunci : asam oksalat; kelarutan; panas pelarutan.
Abstrack
In the solubility experiments as a function of temperature used oxalic acid solution and NaOH solution . The purpose of this experiment is to menentuan solubility of oxalic acid in a variety of temperatures and heat to determine the dissolution of oxalic acid . The method used is the method of titration . Solution of oxalic acid is titrated with sodium hydroxide solution using different concentrations , namely 0.2 M and 0.5 M. While the oxalic acid solution used variations of temperature , ie at a temperature of 100C, 200C, 300C, dan 400C. Data resulting from the titration of oxalic acid with NaOH solution and analyzed using acid-base titration formula is then obtained oxalic acid solubility . To determine the dilution heat oxalic acid used Van't Hoff equation and linear regression . From the results of data analysis , it can be concluded that the smaller the temperature of the oxalic acid solubility is getting smaller . Results of the determination of oxalic acid dissolution heat by using the Van't Hoff equation and linear regression , both showed positive results which are endothermic . Thus , the greater the solubility of oxalic acid as the temperature rises.
Keywords : oxalic acid ; solubility ; thermal dissolution.
Pendahuluan
Tujuan percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu ini adalah untuk menentukan kelarutan suatu zat pada berbagai suhu dan untuk menentukan panas pelarutan differensial asam oksalat. Metode yang diganakan yaitu dengan metode titrasi. Zat yang digunakan adalah asam oksalat yang dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M dan 0,5 M. Asam oksalat memiliki kelarutan yang sangat sensitif terhadap suhu, hal ini mengakibatkan jika suhunya berubah, kelarutan asam oksalt akan berubah juga. Selain itu, asam oksalat juga memiliki kelarutan yang kecil apabila dilarutkan dalam air. Oleh karena itu, asam oksalat sesuai untuk digunakan pada percobaan ini.
Kelarutan dari suatu zat dalam pelarut adalah banyaknya zat yang dapat larut secara maksimal dalam suatu pelarut pada kondisi tertentu, dinyatakan dalam satuan mol/ liter. Bila larutan sudah mencapai batas kelarutan , maka zat yang dilarutkan itu dalam batas kesetimbangan, artinya bila zat terlarut ditambah, maka akan terjadi larutan yang jenuh (Hoedijono, 1990). kelarutan suatu zat dapat ditentukan dengan cara mengambil sejumlah tertentu pelarut murni kemudian memperkirakan penambahan zat terlarut yang dapat membentuk larutan lewat jenuh. Adanya padatan atau mengendap yang tidak larut mengindikasikan larutan tersebut sudah lewat jenuh. Kesetimbangan antara zat larut dan zat tidak larut akan tercapai melalui proses pengocokan atau pengadukan (Atkins,1994).
Komponen dalam larutan terdiri dari solute (zat yang larut) dan solvent (zat yang melarutkan). Misalnya larutan asam oksalat. Asam oksalat sebagai zat terlarut (solute), sedangkan air sebagai zat pelarut atau solvent. Zat padat, cair, dan gas memiliki sembilan tipe larutan yang berbeda, yaitu: padat dalam padat, padat dalam cairan, padat dalam gas, cairan dalam cairan, dan sebagainya. Dari berbagai macam tipe ini, larutan yang umumnya dikenal adalah padatan dalam cairan, cairan dalam cairan, gas dalam cairan, dan gas dalam gas (Yazid. Estien, 2005).
Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan zat yang tidak terlarut. Apabila kecepatan melarut sama dengan kecepatan mengendap maka akan terjadi kesetimbangan, artinya konsentrasi atau banyaknya zat dalam larutan akan selalu tetap. Proses kesetimbangan ini akan bergeser apabila dilakukan suatu perubahan yang dikenakan pada sistem tersebut (Supeno, 2006).
Larutan jenuh adalah larutan dimana jumlah zat terlarut yang terkandung di dalamnya sudah mencapai maksimal pada suhu tertentu. Untuk zat elektrolit yang sukar larut, larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp. Jika dalam suatu larutan terdapat zat terlarut yang lebih banyak daripada batas pada suhu tertentu, maka larutan tersebut dapat dinyatakan telah lewat jenuh (Mulyono,2005).
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kenaikan suhu pada suatu zat. Akan tetapi, dengan naiknya suhu kelarutan zat padat dalam cairan akan bertambah. Hal ini dikarenakan sifat endoterm dalam proses pembentukan larutan. Terkecuali pada serium sulfat dan natrium sulfat yang kelarutannya menurun seiring dengan naiknya suhu karena proses pelarutannya bersifat eksoterm. Ada lagi natrium klorida yang zatnya hampir tidak dipengaruhi oleh suhu (Yazid, Estien, 2005).
Pada percobaan ini dihitung panas pelarutan dari asam oksalat. Panas pelarutan tersebut adalah panas yang diserap jika 1 mol padatan dilarutkan dalam larutan yang sudah dalam keadaan jenuh. Hal ini berbeda dengan panas pelarutan untuk larutan encer yang biasa terdapat dalam table panas pelarutan. Pada umumnya panas pelarutan bernilai positif (+), sehingga menurut Van’t Hoff kenaikan suhu akan meningkatkan jumlah zat terlarut (panas pelarutan (+)) = endotermis. Sedangkan zat – zat yang panas pelarutannya negatif (-) adalah eksotermis. Kenaikan suhu akan menurunkan jumlah zat yang terlarut.
Masalah yang timbul dan berusaha untuk dipecahkan dalam percobaan ini ada dua yaitu : 1) bagaimana kelarutan asam oksalat dalam beberapa variasi suhu dan 2) bagaimana menentukan harga panas pelarutan dari asam oksalat.
Metode
Dalam percobaan kelarutan sebagai fungsi suhu digunakan metode titrasi. Digunakan larutan NaOH 0,2 M dan 0,5 M untuk mentitrasi asam oksalat. Sebelum dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH, larutan asam oksalat ditetesi dengan indikator PP. variasi yang digunakan pada percobaan ini adalah variasi suhu asam oksalat, yaitu 10⁰ C, 20⁰ C, 30⁰ C, dan 40⁰C untuk setiap konsentrasi NaOH.
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah NaOH for syn produksi dari Merck, 10 ml H2C2O3 for syn produksi Merck di tiap kali titrasi, indikator Phenolphtalein, es batu, dan aquades. NaOH yang digunakan pada titrasi dengan NaOH 0,2 ml yaitu sebanyak 250ml pengenceran, dan pada titrasi dengan NaOH 0,5 M digunakan sebanyak 100 ml pengenceran. Sedangkan alat – alat yang digunakan yaitu buret, statif, pipet tetes dari pyrex, beker glass 250 ml, 100ml, dan 600ml dari pyrex, labu ukur 100 ml dan 250 ml dari herma, spatula dari besi, corong 50 mm dari herma, pipet volume 10 ml dari pyrex, ball pipet, baskom, pemanas spiritus, kasa, dan kaki tiga.
Penurunan suhu dilakukan dengan cara 10 ml asam oksalat dimasukkan ke dalam air es, sedangkan untuk menaikkan suhu asam oksalat dimasukkan ke dalam penangas air. Percobaan titrasi ini dilakukan secara duplo atau dengan dua kali pengulangan titrasi pada masing – masing variasi suhu. Titrasi dihentikan ketika sudah muncul warna merah muda pada larutan asam oksalat yang tidak hilang apabila dikocok yang menandakan bahwa telah tercapai titik akhir titrasi. Kemudian Volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir tersebut dicatat.
Kelarutan asam oksalat diperoleh dengan data volume NaOH yang diperoleh dimasukkan ke dalam persamaan rumus titrasi asam-basa. Dari perhitungan diperoleh molaritas zat terlarut yang artikan sebagai kelarutan. Selanjutnya, untuk mengetahui harga panas pelarutan asam oksalat digunakan persamaan Van’t Hoff dan Regresi Linear.
Hasil Dan Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan diperoleh data titrasi antara NaOH dengan asam oksalat pada tabel 1 dan tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 1. Tabel pengamatan titrasi asam oksalat dengan NaOH 0.2 M
Suhu (⁰C) Vasam Oksalat (ml) V1 NaOH (ml) V2 NaOH (ml) Vrata-rata NaOH
(ml)
40
30
20
10 10
10
10
10 21.2
21.6
21.5
21.4 21.3
21.3
21.2
21.2 21.25
21.45
21.35
21.3
Tabel 2. Tabel pengamatan titrasi asam oksalat dengan NaOH 0.5 M
Suhu (⁰C) Vasam Oksalat (ml) V1 NaOH (ml) V2 NaOH (ml) Vrata-rata NaOH
(ml)
40
30
20
10 10
10
10
10 9.2
9.2
9
8.9 9.2
9.0
8.9
8.8 9.2
9.1
8.95
8.85
Berdasarkan pada data dalam tabel 1 dan 2, kelarutan asam oksalat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan rumus titrasi asam-basa. Sehingga diperoleh kelarutan dari asam oksalat dengan variasi suhu pada tabel 3 dan tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 3. Kelarutan Asam oksalat dengan NaOH 0.2 M
Suhu (0C) Kelarutan (M)
40
30
20
10 0.2125
0.2145
0.2135
0.2125
Tabel 4. Kelarutan Asam oksalat dengan NaOH 0.5 M
Suhu (⁰C) Kelarutan (M)
40
30
20
10 0.23
0.2275
0.22375
0.22125
Dari hasil perhitungan kelarutan asam oksalat dengan variasi suhu pada tabel 3 dan 4, dapat dilihat bahwa semakin kecil suhu asam oksalat maka kelarutannya relatif semaki kecil, kecuali pada kelarutan asam oksalat dengan NaOH 0.2 M pada suhu 400 ke suhu 300. Proses pelarutannya bersifat endoterm. Hal tersebut sesuai dengan teori yang yang dikemukakan oleh Yazid Eisten, yang menyatakan bahwa “dengan naiknya suhu, kelarutan zat padat dalam cairan akan bertambah. Hal ini dikarenakan sifat endoterm dalam proses pembentukan larutan.” Sehingga kelarutan asam oksalat akan bertambah besar seiring dengan kenaikan suhu.
Walaupun sudah sesuai dengan teori, tetapi ada sedikit kesalahan, yaitu pada kelarutan asam oksalat dengan NaOH 0.2 M pada suhu 400 ke suhu 300. Seharusnya, kelarutannya menurun, tetapi dalam percobaan diperoleh kenaikan kelarutan. Kesalahan ini mungkin disebabkan karena kurang tepatnya pengukuran suhu asam oksalat atau praktikan kurang teliti dalam menentukan titik akhir titrasi, sehingga volume NaOH yang diperoleh tidak sesuai.
Hal yang perlu diperhatikan agar data yang diperoleh dari percobaan ini dapat sesuai dengan teori, diantaranya yaitu praktikan harus teliti dan cermat dalam melkukan pengamatan. Dalam menentukan titik akhir titrasi, munculnya warna merah muda yang tidak hilang saat di kocok harus diamati dengan teliti dan cermat karena jika larutan yang diperoleh berwana terlalu pekat maka akan mempengaruhi volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi asam oksalat. Selain itu, pembacaan skala pada thermometer maupun buret harus diperhatikan dengan teliti.
Setelah memperoleh data kelarutan asam oksalat, selanjutnya mencari harga panas pelarutan asam oksalat dengan persamaan Van’t Hoff sebagai berikut.
ln〖s_2/s_1 =∆H/R [(T_(2-) T_1)/(T_2.T_1 )]〗
Keterangan :
S2 : kelarutan asam oksalat pada suhu kedua
S1 : kelarutan asam oksalat pada suhu kedua
∆H : panas pelarutan asam oksalat
T2 : suhu kedua
T1 : suhu pertama
Dari persamaan Van’t Hoff tersebut maka diperoleh harga ∆H sebesar 9,971 J/mol dan pada NaOH 0,2 M sebesar 954,385 J/mol pada NaOH 0.5 M. Diperoleh panas pelarutan positif yang berarti bersifat endoterm. Perhitungan selanjutnya, panas pelarutan asam oksalat dihitung dengan menggunakan regresi linier. Sebelumnya dibuat grafik ln s Vs 1/T seperti pada gambar 1 dan gambar 2. Sumbu X adalah 1/T sedangkan sumbu Y adalah ln s. Maka grafik tersebut akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
y=a+bx
Dimana
ln〖s= -∆H/R.1/T+C〗
y b x a
Tabel 5. ln s Vs 1/T NaOH 0,2 M
Suhu (⁰C) Kelarutan (M) Ln S 1/T
313
303
293
283 0.184
0.188
0.2915
0.382 -1.5488
-1.5394
-1.5441
-1.5488
0.00319489
0.00330033
0.00341297
0.00353357
Gambar 1. grafik ln s Vs 1/T pada NaOH 0.2 M
Tabel 6. ln s Vs 1/T NaOH 0,5 M
Suhu (⁰C) Kelarutan (M) Ln S 1/T
313
303
293
283 0.186
0.215
0.2
0.216 -1.4697
-1.4806
-1.4972
-1.5085
0.00319489
0.00330033
0.00341297
0.00353357
Gambar 2. grafik ln s Vs 1/T pada NaOH 0.5M
Dari perhitungan dengan persamaan regresi linear diperoleh slope b = -∆H/(R ), sehingga harga ∆H dapat ditentukan. Berdasarkan gambar 1, diperoleh ∆H sebesar +0,8062 J/mol, sedangkan dari gambar 2 diperoleh ∆H sebesar +113,782 J/mol. Dari analisis data atau perhitungan dengan menggunakan 2 persamaan yang berbeda, diperoleh harga panas pelarut yang berbeda , akan tetapi kedua perhitungan panas pelarut tersebut manghasilkan nilai yang positif. Hal ini menunjukan bahea reaksi tersebut bersifat endoterm atau menyerap panas, sehingga terjadi perpindahan panas dari lingkungan ke sistem. Pada reaksi endotermis , semakin tinggi suhu maka semakin banyak zat yang larut. Hasil perhitungan ini sesuai dengan teori yang ada bahwa panas pelarutan pada umumnya bernilai positif dan bersifat endoterm atau menyerap kalor.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan yaitu : 1) Kelarutan suatu zat padat dalam cairan akan bertambah besar seiring dengan kenaikan suhu dan 2) Panas pelarutan asam oksalat bersifat endotermis karena dari perhitungan dengan menggunakan persamaan Van’t Hoff dan regresi linear diperoleh hasil ∆H yang bernilai positif (+).
Daftar Pustaka
Atkins, PW.1994. Kimia Fisika.Jakarta: Erlangga
HAM, Mulyono, 2005, Kamus Kimia, Jakarta: Bumi Aksara
Ismarwanto, Hoedjiono. 1990. Diktat Kuliah Kimia Analisa Bag. 1. Surabaya: FTI ITS
Supeno, 2006, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I, Jayapura: Universitas Cendrawasih
Yazid,Estien.2005.Kimia Fisika Untuk Paramedis.ANDI: Yogyakarta
Posted by #rakmutublas
Kekuatan Uranium??
1 gram Uranium = minyak 2.000 liter
1 gram Uranium = Batu Bara 3 ton
1 gram Uranium dapat menyalakan 23.000 TV selama 1 jam
1 gram Uranium dapat menggerakan mobil kecil untuk mengelilingi separuh dunia
apa sih uranium itu??
berasal darimana uranium itu??
apa kegunaan dari uranium??
Uranium ialah salah satu unsur rasioaktif yang memiliki tenaga yang sangat besar. tenaga itu dapat diperoleh dengan cara pembelahan nuklir (reaksi fisi). Pada proses pembelahan itu menghasilkan banyak energi kalor yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. salah satunya ialah pembangkit listrik tenaga nuklir.
Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir, pada teras reaktor atom uranium ditembaki dan dibelah dengan neutron, hingga terjadilah reaksi berantai yang dikendalikan oleh batang pengendali. Batang yang digerak-gerakan ini menyerap neutron. reaksi itu menghasilkan panas dan panas mengubah air menjadi uap untuk memutar turbin pembangkit listrik.
Sejarah
Kaca berwarna kuning, mengandung lebih dari 1% uranium oksida dan telah ditemukan di Naples, Itali dengan perkiraan tahun pembuatan 79 S.M. Klaproth mengenali unsur asing dalam pitchblende dan berusaha mengisolasi logam tersebut pada tahun 1789.
Tampaknya uranium diisolasi pertama kali oleh Peligot pada tahun 1841, yang mereduksi anhidrat klorida dengan kalium.
Sumber
Uranium, tidak selangka yang diduga, bahkan lebih berlimpah daripada raksa, antimon (Sb) , perak, atau kadmium dan sama berlimpahnya seperti molibden atau arsen. Uranium terdapat dalam sejumlah mineral seperti pitchblende, uraninit, karnotit, autunit, uranofan dan tobernit. Juga terdapat pada batuan fosfat, lignit, pasir monazit, dan bisa diperoleh dari semua sumber komersial ini.
Departemen Energi Amerika Serikat membeli uranium dalam bentuk yang dapat diterima yakni U3O8 pekat. Program insentif ini telah meningkatkan persediaan uranium yang ada.
Uranium dapat dibuat dengan mereduksi uuranium halida dengan logam alkali atau alkali tanah atau dengan mereduksi uranium oksida dengan kalsium, aluminum atau karbon pada suhu tinggi. Logam ini juga bisa dihasilkan dari proses elektrolisis KUF5 atau UF4, yang dilarutkan dalam campuran CaCl2 dan NaCl yang dicairkan. Uranium dengan kemurnian tinggi dapat dibuat dengan penguraian termal senyawa uranium halida dengan filamen panas.
Sifat-sifat
Uranium memiliki tiga bentuk kristal yaitu: alfa – –(688 °C)? beta –(776 °C)? gamma. Uranium termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan, bersifat piroforik (mudah meledak di udara dan hidrogen dapat menambah intensitas nyala) dalam kondisi halus.
Uranium lebih lunak dariada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus, uranium mudah terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit paramagnetik.
Di udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat melarutkan logamnya, dan tidak terpengaruh sama sekali oleh basa.
Isotop
Uranium memiliki 16 isotop, yang semuanya bersifat radioaktif. Uranium di alam memiliki kandungan 238U sebanyak 99.28305%, 235U sebanyak 0.7110%, dan 234Usebanyak 0.0054%. Hasil studi menunjukkan bahwa persentase berat 235U dalam uranium alam bervariasi tergantung sumber mineral. DOE Amerika Serikat telah menetapkan nilai 0.711% sebagai persentase 235U dalam uranium alamiah. Uranium di alam memiliki radioaktif yang cukup untuk menghitamkan lembar fotografi dalam waktu satu jam.
Kebanyakan panas bumi diduga terkait dengan keberadaan uranium dan thorium.
Uranium-238 dengan masa waktu paruh 4.51 x 109 tahun, telah digunakan untuk memperkirakan usia batun gunung api. Sumber uranium, sebagai unsur di alam dengan nomor tertinggi – kecuali kemungkinan adanya neptunium atau plutonium -belum dapat diketahui. Diperkirakan bahwa uranium adalah produk hasil peluruhan unsur dengan massa atom yang lebih tinggi, yang hanya ada satu kali di bumi atau di alam semesta. Unsur asli ini bisa jadi merupakan hasil masa purba, dikenal sebagai big bang (ledakan maha dahsyat pada permulaan awal alam semesta) yang terjadi di bintang-bintang.
Kegunaan
Uranium adalah bahan bakar nuklir yang sangat penting. Uranium 238 bisa diubah menjadi Plutonium yang bida direaksikan fisi dengan reaksi sebagai berikut:
238U(n, gamma) ? 239U –(beta)? 239Np –(beta)? 239Pu
Konversi nuklir ini bisa dibawa ke dalam reaktor awal di mana sangat memungkinkan untuk menghasilkan material baru yang bisa direaksikan fisi, daripada material yang bisa direaksikan fissi dalam memelihara reaksi berantai.
Uranium-235 juga tak kalah pentingnya karena unsur ini adalah kunci untuk mnggunakan uranium. 235U, meski terdapat di alam hanya berkadar 0.71%, sangat mudah direaksikan fisi dengan neutron lambat sehingga reaksi berantai fisi yang panjang dapat dibuat dalam reaktor berkonstruksi dasar uranium alam dan moderator yang cocok, seperti air berat atau grafit, sendirian saja.
Uranium-235 bisa dipekatkan dengan difusi gasdan proses fisik lainnya, bila diinginkan dan digunakan sebagai bahan bakar uklir secara langsung, menggantikan uranium alamiah, atau digunakan sebagai bahan peledak.
Uranium alamiah, sedikit diperkaya dengan 235U degan kadar yang rendah, digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir untuk menghasilkan listrik. Thorium alamiah dapat diradiasikan dengan neutron sebagai berikut untuk menghasilkan isotop 233U yang penting:
232Th(n, gamma) ? 233Th –(beta)? 233Pa –(beta)? 233U
Meski thorium sendiri tidak bisa direaksikan fisi, 233U, dalam hal ini bisa digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Satu pon uranium yang tereaksi fisi secara lengkap memiliki nilai bahan bakar yang sama dengan batu bara sebanyak 1500 ton lebih.
Kegunaan bahan bakar nuklir untuk menghasilkan energi listrik, untuk membuat isotop yang digunakan untuk tujuan damai, dan sebagai peledak, sangat diketahui dengan baik. Kapasitas 429 reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia yang beroperasi pada Januari 1990 dierkirakan mencapai 311000 megawatt.
Penggunaan uranium di Amerika Serikat dikontrol oleh Komisi Pengawasan Nuklir Amerika Serikat. Saat ini sedang dikembangkan penggunaan uranium yang habis, yakni uranium dengn persentase 235U berkurang hingga 0.2%.
Uranium digunakan dalam peralatan petunjuk inert, dalam kompas giro, sebagai imbangan berat untuk permukaan kontrol penerbangan, sebagai pemberat untuk kendaraan pembawa missil, dan sebagai bahan pelindung. Logam uranium digunakan untuk target sinar X untuk memproduksi sinar X berenergi tinggi; uranium nitrat berguna untuk tinta fotografi, dan uranium asetat digunakan dalam kimia analisis.
Kristal uranium bersifat triboluminesens (fenomena optis di mana cahaya dihasilkan ketika ikatan asimetris rusak karena zatnya tergores atau dihancurkan). Garam uranium juga digunakan untuk memproduksi kaca dan kilau Vaseline kuning. Uranium dan senyawanya sangat beracun, baik dari sudut pandang kimia dan radiologi.
Penanganan
Logam uranium yang sangat halus, bersifat piroforik, menghasilkan bahaya kebakaran.
Bekerja dengan uranium membutuhkan pengetahuan tentang konsentrasi yang masih diizinkan untuk pernafasan dan pencernaan.
Baru-baru ini, keberadaan uranium alamiah di tanah telah menjadi kekhawatiran karena adanya pmbentukan radon dan keturunannya.
4 Mimpi Yang Pernah Menggemparkan Dunia
Setiap orang sudah pasti pernah bermimpi saat tidur. Entah itu mimpi yang indah atau pun buruk. Ada juga sejumlah mimpi yang membingungkan, di mana kita tidak tahu-menahu peristiwa yang terjadi dan orang-orang yang terlibat di dalam mimpi itu. Lebih aneh lagi, ada sejumlah mimpi yang begitu nyata yang kemudian benar-benar terjadi, karena itu, banyak orang yang percaya dengan mimpi, bahkan sengaja mencari “orang pintar” untuk mengartikan makna mimpi yang dialaminya. Berikut ini empat kasus mimpi yang benar-benar realistis sehingga pernah menggemparkan dunia.
1. Kimiawan Jerman, F.A.Friedrich Augustkekul
Suatu hari di musim dingin tahun 1864, kimiawan asal Jerman, F.A Friedrich Augustkekul von Stradonitz (829-1896) duduk mengantuk di depan tungku dinding, atom-atom dan molekul-molekul mulai berdansa (bergerak) dalam halusinasi, se-ikatan atom karbon bagaikan ular menggigit erat ekornya sendiri dan berputar-putar di depannya.
Seketika setelah sadar dari tidurnya, Friedrich akhirnya mengerti ternyata molekul benzena itu adalah sebuah rantai. Semua bukti yang ada menunjukkan molekul benzena itu begitu simetris, 6 buah atom karbon dan 6 atom hidrogen berurut sempurna secara simetris, serta membentuk molekul yang stabil. Puluhan tahun sebelumnya, para ilmuwan masih belum mengetahui strukturnya secara pasti. Atas penemuannya yang tak terduga ini, ia dikenal sebagai ‘dewa cincin’ karena berhasil mengungkapkan bagaimana 6 atom karbon molekul benzena berikatan dengan 6 atom hidrogen.
2. Ahli kimia Rusia Dmitry Ivanovich Mendeleyev
February 1869, ini berhubungan dengan konstitusi dunia kimia, struktur tabel periodik. Waktu itu sudah ditemukan 63 jenis elemen, tanpa terelakkan ilmuwan harus mempertimbangkan, apakah dunia alam itu memiliki hukum tertentu, agar supaya elemen tersebut bisa secara berurut dibagi dalam berbagai kategori, dan memainkan fungsinya masing-masing? Profesor kimia yang berusia 35 tahun, Dmitry Ivanovich Mendeleyev berpikir keras mengenai masalah ini, dan dalam kelelahannya ia terbenam ke alam mimpi.
Dalam mimpinya itu ia melihat sebuah daftar, dan secara berturut-turut unsur-unsur itu jatuh ke dalam petak yang sesuai. Setelah bangun ia segera mengingat ide rancangan daftar tersebut: karakter elemen itu bertambah mengikuti nomor urut atau tabel atom, memperlihatkan perubahan yang teratur.
Dalam daftarnya, Dmitry Ivanovich Mendeleyev menyisakan kolom kosong terhadap elemen yang belum diketahui, dan dalam beberapa tahun sesudah itu, 11 jenis elemen yang diprediksikannya secara berturut-turut ditemukan, dan secara teratur menetap ke dalam tabel periodik, khususnya helium, neon, krypton, xenon dan radon yang belakangan ditemukan yang memberi tambahan kategori yang baru pada struktur tabel periodik, berbagai macam karakter cocok secara mengejutkan dengan prediksinya. Dan dunia elemen jelas sudah dengan sekali pandang, ia tak ubahnya seperti sebuah peta besar, dan riset kimia di masa yang akan datang semuanya akan tergantung pada gambar petunjuk ini.
3. Ahli biologi dari Austria, Otto Loewi (1873-1961)
Malam sebelum hari kebangkitan Isa Almasih tahun 1921, ahli biologi Austria yakni Otto Loewi sadar dari mimpinya, ia mengambil secarik kertas dan tanpa sadar menulis sesuatu, lalu terkulai dan tertidur lagi. Pada pukul 6 pagi keesokan harinya, tiba-tiba teringat dirinya kemarin menulis sesuatu yang sangat penting, namun, ia tidak mengerti dengan simbol gambar yang ditulisnya sendiri. Untungnya, pada hari kedua pukul 3 dini hari, pemikiran baru yang telah berlalu itu kembali lagi, yaitu sebuah metode rancangan percobaan, bisa digunakan untuk membuktikan apakah hipotesa itu benar terhadap hal yang dikemukakan Otto Loewi pada 17 tahun silam.
Loewi bergegas bangkit dari ranjang dan segera ke laboratorium, menyembelih 2 ekor kodok, jantung kodok itu dikeluarkan dan direndam ke dalam garam fisiologis, salah satu kodok yang pertama itu membawa saraf kelana, sedangkan kodok yang kedua tidak. Dengan menggunakan elektroda Loewi merangsang saraf kelana pada jantung kodok pertama agar denyut jantungnya menjadi lamban, beberapa menit kemudian air garam yang merendamnya itu dialihkan ke dalam wadah tempat jantung kodok nomor dua, dan hasilnya denyut jantung kodok nomor dua juga menjadi lamban.
Hasil percobaan tersebut menunjukkan, bahwa saraf tidak secara langsung berefek pada otot, melainkan melalui pelepasan zat kimia, ketika saraf kelana pada jantung kodok pertama itu mendapat rangsangan menghasilkan zat-zat tertentu, mereka atau zat-zat itu larut dalam air garam dan menimbulkan efek terhadap jantung kodok nomor dua. Demikianlah penyebaran kimia dari impuls syaraf diketahui, ia telah membuka sebuah bidang riset yang baru, sekaligus membuat Loewi memperoleh hadiah nobel fisiologi dan ilmu kedokteran tahun 1936.
4. Bangsa Amerika bernama Illyas Hall menemukan mesin jahit
Realitas atas penemuan sesuatu dari pemikiran yang terinspirasi melalui mimpi tidaklah sedikit, berikut ini adalah sebuah contoh yang sangat terkenal. Sebab mimpi ini membuat kerja manual berubah menjadi mekanis, lagipula hingga sekarang digunakan di seluruh dunia, karena itu orang-orang selalu mengingatnya.
Sebelum menghasilkan pakaian secara industrial, jarum jahit yang ada dalam pandangan semua orang adalah sama yakni lubang benang dimasukkan pada ujung mata jarum, dengan demikian, ketika jarum menembus masuk ke kain, benangnya baru bisa masuk. Bagi penjahit manual ini tidak ada masalah, namun, mesin jahit industri perlu membuat agar benang menembus dulu ke kain. Para penemu atau pencipta waktu itu menggunakan jarum ganda atau cara polijarum, namun, tidak efisien.
Pada tahun 1940-an, seorang bangsa Amerika bernama Illyas Hall dalam kebingungannya karena tidak bisa menyelesaikan masalah itu akhirnya tertidur, dan dalam tidurnya bermimpi bertemu dengan sekelompok manusia liar hendak memenggal kepalanya atau memasaknya untuk dimakan. Seluk beluk mengenai hal ini terdapat versi yang berbeda, pendek kata berada dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan, dengan sekuat tenaga hendak keluar dari kuali atau menghindari parang, namun, oleh para manusia liar itu ia diancam dengan tombak panjang, tepat di saat itu ia melihat lubang di ujung tombak itu.
Karena mimpi itu, ia memutuskan meninggalkan cara menjahit dengan tangan karena ada alasannya. Ia merancang lubang jarum yang pada tahun 1845 contoh pertama mesinnya diperkenalkan, kecepatan mesin bisa menjahit 250 jarum per menit, lebih cepat dibanding beberapa penjahit profesional, dan mesin jahit untuk industri yang benar-benar efisien akhirnya terwujud.
Sebenarnya, semua orang tidak asing lagi dengan yang namanya mimpi, namun konon katanya, hanya ingatan mimpi-mimpi yang sangat jelas baru bisa bertalian erat dengan pemimpi. Sedangkan mimpi-mimpi yang membingungkan tidak mengandung nilai pertimbangan apa pun. Dikarenakan mimpi menjadi sukses sehingga ke-4 orang tersebut di atas benar-benar membuat orang iri, sebenarnya dari manakah mimpi itu?